KEPEMIMPINAN
1. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan
adalah dimana seorang pemimpin bertanggung jawab mengarahkan
para anak buahnya untuk mencapai tujuan organisasi.
Seorang pemimpin juga harus mencontohkannya kepada
para anak buahnya dengan langsung menerapkannya dilapangan
Menurut pengertian kepemimpinan oleh beberapa ahli adalah sebagai berikut.
1. George
R. Terry (yang dikutip
dari Sutarto, 1998 : 17)
Kepemimpinan adalah
hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk
bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
Kepemimpinan sebagai
perpaduan perangai yang memungkinkan seseorang mampu mendorong pihak lain
menyelesaikan tugasnya.
3. Rauch & Behling (1984)
Kepemimpinan adalah
proses mempengaruhi aktifitas-aktifitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke
arah pencapaian tujuan.
4. Katz & Kahn (1978)
Kepemimpinan adalah peningkatan
pengaruh sedikit demi sedikit pada, dan berada diatas kepatuhan mekanis
terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi.
5. Hemhill & Coon (1995)
Kepemimpinan adalah
perilaku dari seorang individu yang memimpin aktifitas-aktifitas suatu kelompok
kesuatu tujuan yang ingin dicapai bersama (shared goal).
2.
Tipologi
Kepemimpinan
Tipologi
kepemimpinan merupakan tipe-tipe kepemimpinan lain yang ada disekitar kita, berikut
adalah tipe kepemimpinan menurut (Siagian,1997) :
- Tipe Otokratis
· Menganggap organisasi sebagai milik pribadi.
· Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
· Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata.
· Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat .
· Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya.
· Dalam menggerakan bawahannya sering menggunakan pendekatan
yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
- Tipe Demokratis
· Tidak berfikiran bahwa pemimpin adalah manusia mulia yang
harus dihormati dan sebagainya.
· Menyingkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan
kepentingan dan tujuan pribadi bawahannya.
· Senang menerima saran dan kritik.
· Mengedepankan kerjasama atau teamwork.
· Memberikan kebebasan bawahannya untuk melakukan kesalahan
dan kesempatan untuk bawahannya memperbaiki kesalahannya tersebut dengan
kebijakan tertentu.
· Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses.
· Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai
pemimpin.
- Tipe Militeris
· Menggunakan perintah dalam menggerakan bawahannya.
· Senang menggunakan jabatan dan pangkat dalam memberikan
perintah.
· Menuntut displin yang tinggi dan
melebih-lebihkan formalitas.
· Sukar menerima kritikan.
· Menggemari upacara untuk berbagai keadaan.
- Tipe Paternalistis
· Menganggap bawahannya tidak dewasa.
· Bersikap terlalu melindungi.
· Jarang memberi kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil
inisiatif dan mengembangkan kreasinya.
· Sering bersikap sok tahu yang berlebihan.
- Tipe Karismatik
Tipe
kepemimpinan ini tidak dapat dijelaskan secara nyata karena
pemimpin yang disukai karena karismanya cenderung tidak memiliki patokan khusus
dalam mencirikan apa yang disukai dari sifat kepemimpinan dengan tipe ini.
Karisma seorang pemimpin biasanya tercipta secara alami dari sikap
pribadi pemimpin tersebut.
Dari
kesemua tipe kepemimpinan di atas hendaknya setiap pemimpin berusaha untuk
menjadi pemimpin dengan tipe demokratis, karena tipe kepemimpinan seperti
inilah yang cocok untuk masa modern seperti saat ini.
3.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Kepemimpinan
Teori
X dan Y
Teori
ini dikemukakan oleh Douglas Mc. Gregor (1967), yang memiliki pandangan berbeda
mengenai manusia yaitu pada dasarnya manusia bersifat negative (Teori X), dan
bersifat positif (Teori Y). Mc. Gregor menyimpulkan bahwa pandangan seorang
manajer tentang sifat manusia didasarkan pada pengelompkkkan asumsi tertentu
dan manajer tersebut cenderung membentuk perilakunya terhadap bawahan sesuai
dengan asumsi tersebut. Dalam teori X, terdapat empat asumsi, diantaranya :
Bawahan
tidak suka bekerja dan bilamana mungkin, akan berusaha menghindarinya
Karena
bawahan tidak suka bekerja, mereka harus dipaksa, dikendalikan, atau diancam
dengan hukuman
Bawahan
akan mengellakkan tanggung jawab dan sedapat mungkin hanya mengikuti perintah
formal
Kebanyakan
bawahan mengutamakan rasa aman (agar tidak ada alasan untuk dipecat) dan hanya
menunjukkan sedikit ambisi
Sedangkan,
dalam teori X diasumsikan bahwa :
Bawahan
memandang bahwa pekerjaan sama alamiahnya dengan istirahat dan bermain
Seseorang
yang memiliki komitmen pada tujuan akan melakukan pengarahan dan pengendalian
diri
Seseorang
yang biasa-biasa saja dapat belajar untuk menerima, bahkan mencari tanggung
jawab
Kreativitas
yaitu kemampuan untuk membuat keputusan yang baik (pendelegasian wewenang dan
tanggung jawab)
4.
Impilkasi
Terhadap Sistem Komunikasi Organisasi
Teori
ini memusatkan bagaimana seorang pemimpin memotivasi orang-orang dengan tipe X
dan Y sehingga mampu berkontribusi dalam organisasi. Tipe X yang cenderung
malas bekerja dan menyukai diperintah, mungkin akan membuthkan saluran
komunikasi yang formal, dimana pemimpin menginstruksikan berbagai perintah
secara formal. Berbeda dengan tipe Y, antara pemimpin dengan bawahan akan lebih
sering berkomunikasi secara informal atau partisipatif. Hal ini dilakukan
karena kedua belah pihak sudah saling memahami dan bawahan memiliki pengalaman
yang sudah baik.
Motivasi
yang diberikan kepada tipe X, mungkin akan cenderung dengan oemberian hukuman
yang tegas, sehingag berbagai peraturan tertulis sebagai media komunikasi akan
sangat dibutuhkan. Sedangkan untuk tipe X, komunikasi akan sangat mempengaruhi
karena motivasi yang diberikan lebih cenderung kepada aktualisasi diri untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan atau kebijakan dalam organisasi.
Dalam
system komunikasi organisasi, partisipatif telah menggunakan komunikasi dua
arah, yaitu system atau pola komunikasi yang akan menghasilkan umpan balik
secara langsung dari komunikan untuk dijadikan evaluasi. Pemimpin akan sering
berkomunikasi dengan bawahan dalam merumuskan hal-hal yang dapat dirumuskan
dengan bawahan. Hal ini menunjukkan bahwa komuniksai harus berfungsi juga
sebagai persuatif dan regulative. Kepemimpinan situasional memungkinkan seorang
pemimpin melaksanakan kepemimpinannya sesuai dengan kondisi yang terjadi. Untuk
komunikasi satu arah seperti Telling, mengharuskan pemimpin untuk lebih banyak
mengarahkan, hal ini dilakukan agar tugas yang dilaksanakan sesuai dengan alur
atau tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi satu arah akan mengalami
kesulitan dalam menerima umpan balik sebagai evaluasi bagi organisasi.
Terkadang dengan komunikasi satu arah, kondisi kerja akan terasa kaku karena
bersifat formal.
Dalam
kepemimpinan situsional yang dikembangkan menjadi empat bagian, membutuhkan
komunikasi karena pada dasarnya kepemimpinan mempengaruhi orang. Dalam
kepemimpinn ini, Delegating dengan tugas dan perilaku yang rendah menjdi aspek
yang paling disukai apabila bawahan memiliki tingkat kesiapan yang tinggi,
karena ada kebebasan dan kepercayaan dari pemimpin untuk berpartisipasi.
Referensi :
Muhammad Ibrahim al-Nughaimish.
TERAMPIL MENDENGARKAN rahasia anda disukai siapa saja. Penerbit Zaman
Dr.Adil Shadiq. Mengerti Permainan Psikologi.
Penerbit Zaman
Sumber
:
0 komentar:
Posting Komentar